Tuesday, February 1, 2011

si badik... buruk rupa.

Jenis Badik ini sedikit beda. Panjang bilah sekitar 15 cm. hunus bilah terbilang tirus. bahkan jenis hulu sangat minimalis, tanpa pola bongkahan yang agak susah mengikuti genggam telapak tangan. Berikut sarung kayu bukanlah jenis standar umumnya badik yang memakai kayu Kemuning. Ataupun jenis formasi belang-belang ala kayu bawang khas Sulawesi.
Kondisi sangat mengenaskan. Bagian beberapa bilah sudah tampak keropos. Tampak diselimuti karat. Belum sempat terjamah perawatan lebih lanjut.
Formasi logam tempa masih terlihat pada bagian ujung bilah. Sedang bagian lainnya tampak keropos. Masih persis sama dengan kondisi saya dapatan dulu. Melalui hibah akhirnya badik ini berpindah. Sebenarnya ada hal menarik, konon dikatakan, jenis badik (model terlampir) seperti ini memiliki tabiat me'lahap' diri-nya sendiri. Sekalipun memang perlu lebih banyak referensi untuk meyakini sebuah legenda, penyerta kisah yang mewarnai kajian yang bersinggungan dengan kajian metalurgi.

BTW, sekiranya ada rekan pembaca yang sempat hadir dan sempat baca, kiranya akan lebih kami harapkan untuk masukan opini dan kritis membangun. Semoga berkenan, bagi para cendikiawan yang tergerak menambah khazanah berpikir.








No comments:

Post a Comment