Tuesday, October 9, 2012

keris Jawa & Sumbawa

Kali ini kedatangan 2 tamu keris yang berbeda,
Secara fisik cukup mudah untuk dikenali. Berbeda dari asal daerah. Jawa dan Sumbawa. Setidaknya demikian penjelasan pesan di penghantar.
Keris jawa, berpenampilankan gaya Ladrangan. Yang paling khas tentu saja pada bentuk angkup unik. menyerupai bentuk lambung perahu dengan ujung depan lentik dan belakang dominan panjang lengkung.  Begitu juga pada gandar warangka selalu tirus. dan ceking. Dan diselubung selongsong pendok bahan kuningan. Ditatah  ketokan dangkal dengan formasi ornamen sederhana. Bukan berupa pendok cetakan ukir berdimensi.
Bahan kayu sedikit merah gelap. Saya prediksi mungkin mahoni/Mahagoni. Baik pada angkup maupun hulu.

Tidak mudah mengenal lebih detil karena kapasitas pengetahuan saya sangat terbatas. Terlebih referensi khazanah perkerisan tanah Jawa sangat beragam dan variatif. Terkait Dapur dan muasal region identik. Apakah Solo atau Yogyakarta. Semoga (kelak) ada pembaca yang kiranya berkenan berbagi.

 Satu lagi keris Sumbawa. Tentu secara trah induk-nya akan merujuk pada model khas Sulawesi. Penampilan bernuansa legam. Angkup tetap gaya ladrangan. serupa gaya tampilan lambung pinisi. Minimalis.... hanya saja aura garang gak terlalu menonjol kelihatan. Seperti umumnya khas keris sulawesi.  Apa saja?
Begitu pegang langsung teridentifikasi. Bahwa keris "sumbawa" ini besar kemungkinan telah mengalami rehab. Yang agak mengenaskan adalah kondisi warangkanya. Gandar salah satu sisi retak vertikal. Parah lagi di sambungan antara pangkal gandar dan angkup. Tidak di padukan secara menawan. Seperti asal padu-padan saja. Karena terlihat gumpalan perekat, entah asal materi apa. Getah alam atau lem karya pabrik. Entah alasan ini sengaja agar terlihat antik dan tua. Prilaku pedagang barang antik atau pemiliknya yang terlalu polos.
Justru bikin saya kernyit dahi adalah pemasangan hulu, pegangan keris. Sangat bertolak belakang dengan pakem keris Sulawesi/Sumbawa. Handel-nya kog memakai hulu gaya jawa. Bukan gaya hulu bengkok. Riskan sekaligus menggelikan

 

overall length : 47 cm
length blade/bilah : 34 cm
length of hilt : 10 cm
blade type : straight
wooden type : Mahoni/Mahagoni
Hilt type : -
Scabbard type : Ladrangan model
Pamor : Tunjung derajat/Susun gunung (  )  
other asesoris  : Selut/Mendak& Pendok (Scabbard's Cooper-cover)



terdapat stamp 14 maret 1870

Overall length 47 Cm

Length blade : 34 Cm



Pamor susun gunung / tunjung derajat, alur serat pamor kian meruncing ke ujung bilah

Kian tampak material logam, paduan biji besi, dan serat meteorit.

sisi lain pangkal bilah, serat pamor ini kerap disebut Tunjung Derajat, atau istilah lokal lombok disebut pamor susun gunung. Tuah menurut pendapat adalah dapat mengangkat derajat pemiliknya.

Alur serat pamor dan detil permukaan bila. Terlihat ceruk kecil bukti pengerjaan tehnik tempa 

tengah bilah hingga ujung dihiasi alur serat pamor.

Masih menunjukkan kemampuan titik balansi vertikal

Tuesday, October 2, 2012

Komparasi 2 keris Lombok

Ada banyak ragam kondisi dan rupa keris. Khusus sebagai bekal observasi dan pengetahuan nuansa keris Lombok. Dan pembelajaran   bisa dari banyak hal. Secara trah genetis model dan corak, pada umumnya keris Lombok menganut gaya Jawa-Bali.
Studi visual kali ini saya lebih merunut pada kondisi fisik dari 2 koleksi. Seperti yang ada pada inset. Terdapat 2 papar keris. Posisi atas adalah keris Lombok dengan warangka gaya Gayaman. Bagian Angkup (pangkal warangka) memiliki ujung lengkung.. debut lokal (basa sasak) disebut angkup tolang paok, bentuknya dianggap menyerupai biji mangga. Beralih fokus keris yang di posisi bawah. Tipe ini disebut warangka gaya Ladrangan, atau biasa disebut Bataan. Bentuk menggabungkan ujung lonjong dan linier tegak. Konotasi yang mengarah bentuk batu bata. Secara fisik dari bentuk angkup sudah terlihat ada yang berbeda. Terlebih pada material kayu. Pada keris Gayeman (atas) total seluruhnya memakai Timoho (Berora Pelet) meliput hulu-angkup & gandar (warangka). Detil bahasan ada di posting pendahulu, trek LINK. Sementara pada keris bawah bergaya Ladrangan nuansa material kayu tampak sangat kontras. Hulu berwarna legam. Angkup bertotol acak alamiah, while gandar memiliki pamor kayu yang sedikit janggal. Sangat bertolak belakang dengan corak pelet pada keris di atasnya, tampil lebih alami. 
Nah! Selanjutnya saya ingin mengajak lebih intens pada studi sederhana di keris Ladrangan. Tentu dengan bekalan segmentasi foto dokumentasi terlampir. Yuk mulai......,


Spesifikasi 
overall length : 61 cm
length blade/bilah : 42.5 cm
length of hilt : 12 cm
blade type : luk 7 
wooden type : Timoho & mix wood
Hilt type : Bondolan
Scabbard type : Ladrangan model
Pamor : Aik ngelek/Air mengalir ( flowing water )  
other asesoris  : Selut/Ower-ower (ring between hilt & blade)
  

Perhatikan sekasama : pada Hulu (handel) bahan kayu berwarna legam hitam
pada Angkup tipe Bataan, terlihat jelas kayu timoho dengan corak bercak khas
Selanjutnya pada gandar Warangka tampak berbeda.

 Bagian Angkup : Pelet/pamor kayu Timoho sangat mudah di kenali, Bercak total hitam
atau bahkan tompel kecoklatan dengan outliner hitam legam


Kini kita fokuskan bagian gandar warangka,

Kalo dicermati bercak bagian gandar tampak janggal, formasi kayu tidak berpola alami
Seperti hasil garap motif rekayasa.... bagi kalangan tukang "Samplek keris" (istilah lokal sasak
bagi pengrajin ahli menguasai pengerjaan bangun beserta asesoris warangka) Biasanya, tindakan ini dilakukan karena keterbatasan bahan Kayu Timoho/Berora pelet. Opsi ada 2 pilihan, pertama memanfaatkan sisa potongan kayu timoho, dan menyusun petak alur vertikal. Kedua, menggunakan bahan kayu lain lalu mengatur seperti kesan pola timoho.

Bagian gandar warangka tampak samping, terlihat di lapisi bahan dempul kayu

Motif pelet kayu terlihat sangat tidak alami, artinya telah mengalami inovasi dalam pembuatannya. Terlihat ada percampuran 2 material kayu yang berbeda. yang satu memiliki serat cerah dan bersih tanpa bentuk noktah pola tertentu (Nama tidak terdeteksi). Dan satu lagi kayu dengan coklat dengan corakak bercak legam. Bisa jadi ini timoho, hanya warna pamor kurang eksotis. Bahan terbatas, akhirnya "sisa" potongan kayu di-atur sedemikian rupa seolah menyerupai wujud formasi Timoho yang aseli.

Perhatikan detil Outline hitam, Sangat kontras nuansa antara serat kayu antara ke-2nya. Bahkan pada pertemuan garis hitam (outline) antara 2 bahan kayu yang berbeda itu tampak beberapa cungkilan dempul.. berwarna putih. Semakin menegaskan bahwa pada gandar-warangka memang terjadi proses pengerjaan mix-match 2 bahan kayu yang berlainan.

Lihat lagi cungkilan dempul di bagian persambungan 2 format tempelan bahan kayu.

Ini Bagian ujung warangka. Terlihat jelas tiga lapis bahan kayu.

size hilt/hulu : 12 Cm

Pang gandar / sheath length : 47 Cm

Hulu (basa Sasak Danda/Danganan) berwarna legam. Sebagian kalangan umum menyebut material kayu khas begini disebut Kayu Arang. Sedikit agak menyesatkan dari pemaknaan. Sebab pada pemahaman aslinya merujuk pada kayu Arang alias kayu itam atau Ebony. Keterangan detil bisa di baca trek LINK. Sebenarnya lebih identik dengan kayu Ebony yang memang berwarna legam total. Saat ini terlalu langka untuk diperoleh. Sementara pada penampakan bahan hulu di keris ini sebenarnya juga telah mengalami rekayasa, Bahan kayu biasa telah dipoles dengan bahan tertentu sehingga terlihat aura hitam-nya. Dan pada sisi per-bagian telah mulai pudar warna, jadi terlalu mudah untuk dideteksi secara nanar visual.

Bagian mendhak (atau istilah lokal disebut ower-ower) berbahan silver dengan tatah bebatuan.

Selonjor bilah luk 7 dengan pamor aik ngelek.. air mengalir. Basa jawa disebut Banyu mili.

Panjang bilah 42.5Cm hingga bagian ganja

Agak beda dengan bentuk bilah keris yang saya miliki sebelumnya, pada Pangkal bilah memiliki performa garapan yang lebih lengkap. atau disebeut ricikan. di tengah pangkal bilah lebih tebal dan kian tipis di mata tajamnya. Ricikan tengah (Bungkul) bilah punya garis tegas dari pangkal menuju ujung. temasuk bagian umum yang disebut Pejetan dan sogokan.

Sisi  sebelah dari bilah, memiliki alur pamor yang sangat indah

Bagian tengah luk bilah, terdapat bagian mata bilah yang mengalami keropos halus. Sesuai dengan bergulirnya waktu...., tabiat aging..... maklum umur!

Bagian ujung bilah....,


Bertumpu di mulut sarung warangka.... titik keseimbangan tegakan keris.

Setidaknya, masih menunjukkan performa ketelitian garap.

Konklusi sementara :

Keris lombok ini telah mengalami rehab dari struktur model lamanya. Bisa jadi. Terutama setelah diamati dari pemakaian bahan yang menyertainya. faktor keterbatasan bahan, terutama material kayu. Atau memang kadar kesanggupan dari pemilik sebelumnya. Sehingga opsi bahan dipilih secara alternatif dan di kreasikan oleh tukang sampleq keris lokal. Sebab jika memakai bahan yang benar aseli seperti kayu timoho/ berora pelet ataupun kayu Ebony untuk handel saat ini jelas membutuhkan waktu khusus. Kalaupun tersedia di jalur pemasok khusus, mungkin harga sudah pasti mahal. Terkait kelangkaan dan keterbatasan di alam. Belum lagi undang-undang departemen Kehutanan yang belakang makin ketat.