bla-ble-bla....,
Debut lokal dimari, menyebutnya dengan istilah Akik Kembang Lombok. Kenapa gitu? ini upaya penamaan yang paling sederhana dengan melihat kesamaan rupa fisik. Noktah-noktah warna-warni menyerupai wujud warna bunga. Dan itu sudah umum dilakukan. Sekalipun jika menuntut nama resmi tentu diperlukan perangkat lab yang memadai.
Namun secara lahiriah-nya sebenarnya batu ini juga gak sulit di identifikasi. Memuat unsur panca-warna... sekaligus merujuk si batu Naga-Sui. Gak ada beda-nya dengan batuan Klawing. Seperti hal-nya batuan nogo sui hasil tambang muara sungai Klawing, dulu-nya toh dinamai efektif sebagai 'Beras-merah' oleh penduduk setempat.
Secara ilmiah batu yang yang bisa disebut Blood
Stone ini mempunyai kandungan Heliotrope yang merupakan Chalcedony dengan
mineral Cryptocrisatlline antara kuarsa dan mooclynic polymorph moganite. Blood
stone terkenal dengan Chalcedony hijau yang memiliki inklusi iron oxide jasper
merah, jadi kesimpulan dari batu “Nogo Sui“ merupakan gabungan chalcedony hijau
dengan jasper merah, namun inklusi yang di hasilkan tidak selalu berwarna merah
bisa kekuningan dan orange. (ref http://www.indonesiangemstone.com/gems-rocket/115-misteri-klawing-pancawarna-nogo-sui.html)
Jadi, ada beberapa inisial resmi, Naga sui... alias batu Klawing Panca Warna, in english disebut BloodStone. Secara bahasa scientific disebut Heliotrope. Hingga julukan fenomenal-nya Le Sang du Christ... si Air Mata kristus. Keren bingit...., tapi itu tadi, sebuah ke-lumrah-an yang sengaja di hadirkan oleh para komunitas hobbiest. Terlebih upaya mengangkat harkat si batuan bersangkutan. Betapa korelasi pengaruh asal teritorial wilayah tertentu menjadi alasan yang patut/layak di perhitungkan. Sekaligus di usung ke permukaan menjadi kajian promo-terselebung.. bergulir dan kulindan. Sah-sah saja.
naga sui/heliotrope Lombok di ajang pameran |
Kembali pada Akik Kembang Lombok, si naga sui yang aseli diangkat dari wilayah lokal gumi Sasak. Adalah upaya dan sinergitas serupa dari paparan diatas tadi. Julukan resmi yang kemudian bersambung dari mulut ke mulut. Secara fisik memang ada ditemui tipe blood stone dominansi hijau dengan semburat garis dan noktah merah. Termasuk beberapa varian warna.. dan selalu opaque. dan sebagian lain terdapat bagian bening yang mampu di tembus cahaya (translucent). Mempercantik dan menambah variasi keindahan tersendiri,
Perkembangan seperti ini cukup menggembirakan dan mencerahkan. Setidaknya bukanlah suatu hal yang pamali pada diri kita bila terbersit keinginan demi mengenalkan batuan asal daerah sendiri. Sekalipun terdapat spesimen lain bisa ditemui di bagian pelosok Indonesia bagian wilayah tertentu. Gak perlu risih... terlebih merasa under-estimated dari percaturan jagat gemstone. Klaim nama identik bukanlah soal yang patut di ributkan tiada akhir. kecuali jika si Batu bersangkutan merupakan endemik khas. Lain daripada yang lain.
dimensi : 24x17x10 mm, Cabochon, emban baja dual tone, size ring 19/20.
outdoor... flash fill-in pake blitz |
indoor.. pencahayaan buatan (lampu belajar).. tanpa flash |
bagian bawah.. terdapat porsi translucent |
sampel 2
dimensi : 29X18X10mm, cabochon lonjong, translucent , no ring
outdoor... pencahayaan blitz |
outdoor... pencahayaan alami (no flash) |
indoor... back-up light by torch... translucent. |
Sampel 3
dimensi : 21.5 X 16 X 6 mm, cabochon smooth & translucent & no ring
keyword : Heliotrope, Naga sui, Panca warna,
No comments:
Post a Comment