Ada banyak ragam kondisi dan rupa keris. Khusus sebagai bekal observasi dan pengetahuan nuansa keris Lombok. Dan pembelajaran bisa dari banyak hal. Secara trah genetis model dan corak, pada umumnya keris Lombok menganut gaya Jawa-Bali.
Studi visual kali ini saya lebih merunut pada kondisi fisik dari 2 koleksi. Seperti yang ada pada inset. Terdapat 2 papar keris. Posisi atas adalah keris Lombok dengan warangka gaya Gayaman. Bagian Angkup (pangkal warangka) memiliki ujung lengkung.. debut lokal (basa sasak) disebut angkup tolang paok, bentuknya dianggap menyerupai biji mangga. Beralih fokus keris yang di posisi bawah. Tipe ini disebut warangka gaya Ladrangan, atau biasa disebut Bataan. Bentuk menggabungkan ujung lonjong dan linier tegak. Konotasi yang mengarah bentuk batu bata. Secara fisik dari bentuk angkup sudah terlihat ada yang berbeda. Terlebih pada material kayu. Pada keris Gayeman (atas) total seluruhnya memakai Timoho (Berora Pelet) meliput hulu-angkup & gandar (warangka). Detil bahasan ada di posting pendahulu, trek LINK. Sementara pada keris bawah bergaya Ladrangan nuansa material kayu tampak sangat kontras. Hulu berwarna legam. Angkup bertotol acak alamiah, while gandar memiliki pamor kayu yang sedikit janggal. Sangat bertolak belakang dengan corak pelet pada keris di atasnya, tampil lebih alami.
Nah! Selanjutnya saya ingin mengajak lebih intens pada studi sederhana di keris Ladrangan. Tentu dengan bekalan segmentasi foto dokumentasi terlampir. Yuk mulai......,
Spesifikasi
overall length : 61 cm
length blade/bilah : 42.5 cm
length of hilt : 12 cm
blade type : luk 7
wooden type : Timoho & mix wood
Hilt type : Bondolan
Scabbard type : Ladrangan model
Pamor : Aik ngelek/Air mengalir ( flowing water )
other asesoris : Selut/Ower-ower (ring between hilt & blade)
Perhatikan sekasama : pada Hulu (handel) bahan kayu berwarna legam hitam pada Angkup tipe Bataan, terlihat jelas kayu timoho dengan corak bercak khas Selanjutnya pada gandar Warangka tampak berbeda. |
Bagian Angkup : Pelet/pamor kayu Timoho sangat mudah di kenali, Bercak total hitam atau bahkan tompel kecoklatan dengan outliner hitam legam |
Kini kita fokuskan bagian gandar warangka,
Bagian gandar warangka tampak samping, terlihat di lapisi bahan dempul kayu |
Lihat lagi cungkilan dempul di bagian persambungan 2 format tempelan bahan kayu. |
Ini Bagian ujung warangka. Terlihat jelas tiga lapis bahan kayu. |
size hilt/hulu : 12 Cm |
Pang gandar / sheath length : 47 Cm |
Hulu (basa Sasak Danda/Danganan) berwarna legam. Sebagian kalangan umum menyebut material kayu khas begini disebut Kayu Arang. Sedikit agak menyesatkan dari pemaknaan. Sebab pada pemahaman aslinya merujuk pada kayu Arang alias kayu itam atau Ebony. Keterangan detil bisa di baca trek LINK. Sebenarnya lebih identik dengan kayu Ebony yang memang berwarna legam total. Saat ini terlalu langka untuk diperoleh. Sementara pada penampakan bahan hulu di keris ini sebenarnya juga telah mengalami rekayasa, Bahan kayu biasa telah dipoles dengan bahan tertentu sehingga terlihat aura hitam-nya. Dan pada sisi per-bagian telah mulai pudar warna, jadi terlalu mudah untuk dideteksi secara nanar visual. |
Bagian mendhak (atau istilah lokal disebut ower-ower) berbahan silver dengan tatah bebatuan. |
Selonjor bilah luk 7 dengan pamor aik ngelek.. air mengalir. Basa jawa disebut Banyu mili. |
Panjang bilah 42.5Cm hingga bagian ganja |
Sisi sebelah dari bilah, memiliki alur pamor yang sangat indah |
Bagian tengah luk bilah, terdapat bagian mata bilah yang mengalami keropos halus. Sesuai dengan bergulirnya waktu...., tabiat aging..... maklum umur! |
Bagian ujung bilah...., |
Bertumpu di mulut sarung warangka.... titik keseimbangan tegakan keris. |
Setidaknya, masih menunjukkan performa ketelitian garap. |
Konklusi sementara :
Keris lombok ini telah mengalami rehab dari struktur model lamanya. Bisa jadi. Terutama setelah diamati dari pemakaian bahan yang menyertainya. faktor keterbatasan bahan, terutama material kayu. Atau memang kadar kesanggupan dari pemilik sebelumnya. Sehingga opsi bahan dipilih secara alternatif dan di kreasikan oleh tukang sampleq keris lokal. Sebab jika memakai bahan yang benar aseli seperti kayu timoho/ berora pelet ataupun kayu Ebony untuk handel saat ini jelas membutuhkan waktu khusus. Kalaupun tersedia di jalur pemasok khusus, mungkin harga sudah pasti mahal. Terkait kelangkaan dan keterbatasan di alam. Belum lagi undang-undang departemen Kehutanan yang belakang makin ketat.
No comments:
Post a Comment