Kali ini kedatangan 2 tamu keris yang berbeda,
Secara fisik cukup mudah untuk dikenali. Berbeda dari asal daerah. Jawa dan Sumbawa. Setidaknya demikian penjelasan pesan di penghantar.
Keris jawa, berpenampilankan gaya Ladrangan. Yang paling khas tentu saja pada bentuk angkup unik. menyerupai bentuk lambung perahu dengan ujung depan lentik dan belakang dominan panjang lengkung. Begitu juga pada gandar warangka selalu tirus. dan ceking. Dan diselubung selongsong pendok bahan kuningan. Ditatah ketokan dangkal dengan formasi ornamen sederhana. Bukan berupa pendok cetakan ukir berdimensi.
Bahan kayu sedikit merah gelap. Saya prediksi mungkin mahoni/Mahagoni. Baik pada angkup maupun hulu.
Tidak mudah mengenal lebih detil karena kapasitas pengetahuan saya sangat terbatas. Terlebih referensi khazanah perkerisan tanah Jawa sangat beragam dan variatif. Terkait Dapur dan muasal region identik. Apakah Solo atau Yogyakarta. Semoga (kelak) ada pembaca yang kiranya berkenan berbagi.
Satu lagi keris Sumbawa. Tentu secara trah induk-nya akan merujuk pada model khas Sulawesi. Penampilan bernuansa legam. Angkup tetap gaya ladrangan. serupa gaya tampilan lambung pinisi. Minimalis.... hanya saja aura garang gak terlalu menonjol kelihatan. Seperti umumnya khas keris sulawesi. Apa saja?
Begitu pegang langsung teridentifikasi. Bahwa keris "sumbawa" ini besar kemungkinan telah mengalami rehab. Yang agak mengenaskan adalah kondisi warangkanya. Gandar salah satu sisi retak vertikal. Parah lagi di sambungan antara pangkal gandar dan angkup. Tidak di padukan secara menawan. Seperti asal padu-padan saja. Karena terlihat gumpalan perekat, entah asal materi apa. Getah alam atau lem karya pabrik. Entah alasan ini sengaja agar terlihat antik dan tua. Prilaku pedagang barang antik atau pemiliknya yang terlalu polos.
Justru bikin saya kernyit dahi adalah pemasangan hulu, pegangan keris. Sangat bertolak belakang dengan pakem keris Sulawesi/Sumbawa. Handel-nya kog memakai hulu gaya jawa. Bukan gaya hulu bengkok. Riskan sekaligus menggelikan
overall length : 47 cm
length blade/bilah : 34 cm
length of hilt : 10 cm
blade type : straight
wooden type : Mahoni/Mahagoni
Hilt type : -
Scabbard type : Ladrangan model
Pamor : Tunjung derajat/Susun gunung ( )
other asesoris : Selut/Mendak& Pendok (Scabbard's Cooper-cover)
terdapat stamp 14 maret 1870 |
Overall length 47 Cm |
Length blade : 34 Cm |
Pamor susun gunung / tunjung derajat, alur serat pamor kian meruncing ke ujung bilah |
Kian tampak material logam, paduan biji besi, dan serat meteorit. |
sisi lain pangkal bilah, serat pamor ini kerap disebut Tunjung Derajat, atau istilah lokal lombok disebut pamor susun gunung. Tuah menurut pendapat adalah dapat mengangkat derajat pemiliknya. |
Alur serat pamor dan detil permukaan bila. Terlihat ceruk kecil bukti pengerjaan tehnik tempa |
tengah bilah hingga ujung dihiasi alur serat pamor. |
Masih menunjukkan kemampuan titik balansi vertikal |